Jumat, 17 Oktober 2014

Konflik Pribadi



Di dalam kehidupan kita tidak luput dari Konflik. Konflik itu adalah pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) mau pun dengan orang lain (masalah ekstern). Bahkan konflikitu bisa hadir di dalam kehidupan kita bisa saja setiap hari. Jadi kita juga harus tau bagaimana cara mengatasi konflik itu dengan baik misalnya dengan cara musyawarah dan berdo’a kepada tuhan meskipun konflik atau masalah itu berat bagi kalian semua. Harus juga kita menghadapinya dengan sabar dan tawakal. Di sini saya akan menceritakan konflik yang saya pernah alami.

Pada tanggal 18 november 2011 saya mendapatkan penyakit ringan seperti batuk , pilek , panas dan pusing. Semenjak saat itu saya tidak masuk sekolah 4 hari  dan sudah 1 minggu saya penyakit saya tidak kunjung membaik dan akhirnya saya di larikan ke PUSKESMAS satu minggu saya tidak masuk sekolah dan saat itu juga penyakit saya belum kunjung membaik.

Dan keesokkan harinya pada malam hari saya panasnya semakin tinggi akhirnya saya di larikan ke rumah sakit terdekat yaitu di RS Sentosa , saya pun langsung masuk ke ruang UGD dan di situ saya harus menunggu dokternya yang sedang memeriksa pasien dan setelah beberapa lama menunggu dokter pun datang. Dan si dokter pun menanyakan keluhannya, pada saat itu juga saya di rawat.Saya pun di derita terkena penyakit demam berdarah atau sering di sebut DBD dan saya pun terkejut mendengarnya saya heran kenapa saya bisa terkena penyakit yang berbahaya itu yang sudah mematikan banyak orang itu. Saya pun sudah menginap dirumah sakit selama 2 hari di rumah sakit pun saya tegang, apakah saya bisa sembuh. Saya pun meminum apa yang di anjurkan oleh dokter dan keluarga saya.

Sudah beberapa hari saya menginap di rumah sakit dan kabar buruk pun datang ke pada saya selain  menderita penyakit demam berdarah atau DBD saya pun punya penyakit usus buntu dan di situ saya stress dan langsung drop tetapi saya tetap harus tenang. Dihari itu juga dokter menyarankan untuk operasi tapi saya dan keluarga menolak kalau langsung di operasi hari itu juga, keluarga saya pun menyarankan untuk pindah rumah sakit ke RSUD Bekasi dan pihak sentosa pun menyutujuinya.Hari itu juga saya di larikan ke RSUD Bekasi dan langsung masuk ke ruang UGD , setelah itu saya menuju ke ruang dokter spesialis ,  ternyata pihak dokter si RSUD pun menyarankan untuk operasi saat itu juga. Tetapi ruang operasi pada saat itu penuh dan saya di anjurkan untuk balik lagi ke esokkan harinya, Saya dan keluarga akhirmya pulang di rumah.



Sesampai di rumah saya langsung tiduran di kamar dan saya berdo’a kepada allah mudah-mudahan operasi yang di sarankan oleh dokter itu tidak jadi dilaksanakan, selain saya yang berdo’a keluarga saya pun ikut berdo’a dan do’a keluarga saya pun sama seperti saya, malam harinya saya dan keluarga saya berdiskusi tentang operasi yang akan di laksanakan besok. Saya pun menenangkan diri dengan cara tidur.

Keesokkan harinya saya pun kembali ke rumah sakit untuk melaksanakan operasi tersebut pada saat itu saya dan keluarga pergi pada pagi hari supaya saya mendapatkan ruang operasi tersebut. Sebelum operasi saya pun kembali keruangan tersebut dan saya heran kenapa dokter hari ini berbeda dengan dokter sebelumnya. Dan saya pun di periksa kembali oleh dokter tersebut, dokter pun heran dengan penyakit yang saya derita ternyata kata dokter tersebut saya tidak punya usus buntu, saya dan keluarga pun ikut terkejut. Disana saya pun sangat bersyukur dan berteria kasih kepada Allah karena do’a saya terkabul. Dan penyakit yang saya detita yaitu demam berdarah dan usus buntu pun hilang, akhirnya saya pun bisa kembali sekolah untuk belajar dan bermain dengan teman setelah hampir dua minggu tidak pergi ke sekolah.

Cerita diatas adalah konflik dari kehidupan saya yang membuat saya menjadi bersyukur kepada nikmat yang Allah berikan. Jadi kesimpulannya adalah kita menyelasaikan masalah dengan tenang dan tidak merasa bimbang, kesulitan dan harus sealalu berdo’a kepada Allah.