Di
dalam kehidupan kita tidak luput dari Konflik. Konflik itu adalah pertentangan
yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) mau pun dengan orang lain
(masalah ekstern). Bahkan konflikitu bisa hadir di dalam kehidupan kita bisa
saja setiap hari. Jadi kita juga harus tau bagaimana cara mengatasi konflik itu
dengan baik misalnya dengan cara musyawarah dan berdo’a kepada tuhan meskipun
konflik atau masalah itu berat bagi kalian semua. Harus juga kita menghadapinya
dengan sabar dan tawakal. Di sini saya akan menceritakan konflik yang saya
pernah alami.
Pada
tanggal 18 november 2011 saya mendapatkan penyakit ringan seperti batuk , pilek
, panas dan pusing. Semenjak saat itu saya tidak masuk sekolah 4 hari dan sudah 1 minggu saya penyakit saya tidak kunjung
membaik dan akhirnya saya di larikan ke PUSKESMAS satu minggu saya tidak masuk
sekolah dan saat itu juga penyakit saya belum kunjung membaik.
Dan
keesokkan harinya pada malam hari saya panasnya semakin tinggi akhirnya saya di
larikan ke rumah sakit terdekat yaitu di RS Sentosa , saya pun langsung masuk
ke ruang UGD dan di situ saya harus menunggu dokternya yang sedang memeriksa
pasien dan setelah beberapa lama menunggu dokter pun datang. Dan si dokter pun
menanyakan keluhannya, pada saat itu juga saya di rawat.Saya pun di derita
terkena penyakit demam berdarah atau sering di sebut DBD dan saya pun terkejut
mendengarnya saya heran kenapa saya bisa terkena penyakit yang berbahaya itu
yang sudah mematikan banyak orang itu. Saya pun sudah menginap dirumah sakit
selama 2 hari di rumah sakit pun saya tegang, apakah saya bisa sembuh. Saya pun
meminum apa yang di anjurkan oleh dokter dan keluarga saya.
Sudah
beberapa hari saya menginap di rumah sakit dan kabar buruk pun datang ke pada
saya selain menderita penyakit demam
berdarah atau DBD saya pun punya penyakit usus buntu dan di situ saya stress
dan langsung drop tetapi saya tetap harus tenang. Dihari itu juga dokter
menyarankan untuk operasi tapi saya dan keluarga menolak kalau langsung di
operasi hari itu juga, keluarga saya pun menyarankan untuk pindah rumah sakit
ke RSUD Bekasi dan pihak sentosa pun menyutujuinya.Hari itu juga saya di
larikan ke RSUD Bekasi dan langsung masuk ke ruang UGD , setelah itu saya
menuju ke ruang dokter spesialis ,
ternyata pihak dokter si RSUD pun menyarankan untuk operasi saat itu
juga. Tetapi ruang operasi pada saat itu penuh dan saya di anjurkan untuk balik
lagi ke esokkan harinya, Saya dan keluarga akhirmya pulang di rumah.
Sesampai
di rumah saya langsung tiduran di kamar dan saya berdo’a kepada allah
mudah-mudahan operasi yang di sarankan oleh dokter itu tidak jadi dilaksanakan,
selain saya yang berdo’a keluarga saya pun ikut berdo’a dan do’a keluarga saya
pun sama seperti saya, malam harinya saya dan keluarga saya berdiskusi tentang
operasi yang akan di laksanakan besok. Saya pun menenangkan diri dengan cara
tidur.
Keesokkan
harinya saya pun kembali ke rumah sakit untuk melaksanakan operasi tersebut
pada saat itu saya dan keluarga pergi pada pagi hari supaya saya mendapatkan
ruang operasi tersebut. Sebelum operasi saya pun kembali keruangan tersebut dan
saya heran kenapa dokter hari ini berbeda dengan dokter sebelumnya. Dan saya
pun di periksa kembali oleh dokter tersebut, dokter pun heran dengan penyakit
yang saya derita ternyata kata dokter tersebut saya tidak punya usus buntu,
saya dan keluarga pun ikut terkejut. Disana saya pun sangat bersyukur dan
berteria kasih kepada Allah karena do’a saya terkabul. Dan penyakit yang saya
detita yaitu demam berdarah dan usus buntu pun hilang, akhirnya saya pun bisa
kembali sekolah untuk belajar dan bermain dengan teman setelah hampir dua
minggu tidak pergi ke sekolah.
Cerita
diatas adalah konflik dari kehidupan saya yang membuat saya menjadi bersyukur
kepada nikmat yang Allah berikan. Jadi kesimpulannya adalah kita menyelasaikan
masalah dengan tenang dan tidak merasa bimbang, kesulitan dan harus sealalu
berdo’a kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar