Sejarah Istilah Desain Komunikasi Visual di
Indonesia
Istilah
desain komunikasi visual yang baru populer belakangan ini, sebenarnya baru
dikenal di Indonesia pada awal tahun 1980-an. Dimunculkan oleh Gert
Dumbar (seorang desainer grafis Belanda) pada
tahun 1977, karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi
cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio
visual,display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah
cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain
komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang ini.
Pengertian Desain
Komunikasi Visual
Istilah
Desain Komunikasi Visual sudah sering didengar, namun masih saja banyak yang
belum mengetahui sebenarnya istilah tersebut dan sejauh mana ruang lingkup hingga
pengaruhnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagian orang secara gampang
mengartikan Desain Komunikasi Visual identik dengan tukang reklame atau
pekerjaan tukang bikin iklan di sepanjang jalan dengan papan nama yang
bertuliskan advertising menerima pesanan sepanduk satu jam jadi, cetak
undangan, sablon dll. Itulah gambaran sekilas dari sebagian masyarakat kita,
sehingga mereka memandang sebelah mata orang yang bergelut di dunia desain.
Ada
juga sebagian orang yang mengira bahwa Desain Komunikasi Visual ( DKV ) itu
identik dengan iklan. Memang tidaklah salah pernyataan tersebut, namun juga
tidak sepenuhnya benar. Iklan hanya salah satu bidang yang dihasilkan oleh
desain komunikasi visual.
Sedangkan
menurut suber dari wikipedia Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di
kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya
merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam
berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa
terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan
penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu
dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya
berkaitan dengan indera penglihatan.
Perbedaan
Desain Komunikasi Visual dan Seni Murni
- Desain
Komunikasi Visual:
- Menghadapi
lebih dari satu pengamat.
- Bertujuan
untuk memuaskan seseorang atau sekelompok orang.
- Dapat
memahami dan menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok
orang ke dalam suatu karya desain.
- Menggerakkan
sekelompok orang untuk menghadiri suatu acara mengikuti petunjukan,
memahami peta suatu lokasi atau membeli suatu produk.
- Informasinya
bersifat universal (dapat dimengerti semua orang.
- Seni
murni:
- Pengamatnya
hanya satu, yaitu seniman itu sendiri.
- Ekspresi
emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri yang bertujuan untuk memuaskan
diri seniman tersebut.
- Informasinya
bersifat emosional, yang berarti tidak harus dapat diartikan dan dibaca
oleh orang lain.
Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual
- Layout:
Pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi
lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang
diharapkan.
- Tipografi:
Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf
yang tersedia.
- Ilustrasi:
Ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif
daripada teks.
- Simbolisme:
Digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa
yang digunakan karena sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau
bahasa.
- Warna:
merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain.
- Animasi: Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya.
refrensi :
http://tubagusagastha.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-dan-desain-komunikasi-visual.html
https://gogorbangsa.wordpress.com/2008/09/15/mengenal-desain-komunikasi-visual/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar